Kata-kata pembunuh. Membunuh apa maksudnya?
Dalam komunikasi antara pemimpin dan tim-nya, ada yang
disebut killer phrases, kata-kata
yang membunuh partisipasi. Keluarnya saat pemimpin menanggapi pendapat anggota
tim. Sekali keluar, anggota tim kemudian jadi enggan berbagi, berpendapat, atau
bercerita.
Jangan salah, killer
phrases bukan hanya kata-kata kasar seperti “Ide tolol!”, “Goblok!”, “Ga
pakai otak!”. Kalau itu sih, bukan hanya membungkam tapi membuat orang keluar alias
resign. Killer phrases bisa tanggapan
yang terkesan halus dan formal.
Cole (2001) mencontohkan:
“Sudah pernah dicoba”
‘Tidak ada waktu untuk itu”
“Tidak akan berhasil”
“Bukan tupoksi kita”
“Tidak ada dalam anggaran”
“Kita diskusikan itu nanti ya”
…daftarnya sampai 25.
Cole membuat daftar dari pengalaman di Australia dan New
Zealand. Indonesia pasti punya daftar yang berbeda. Namun kita tidak perlu
membuang waktu mengidentifikasi apa saja killer
phrases yang perlu dihindari.
Cara mennghindarinya cukup dengan mendengarkan menyimak tim
saat mengutarakan pendapat. Jangan respon langsung, apalagi yang bersifat judgmental. Dengarkan dan orang akan
merasa dihargai. Lagi pula, siapa tahu idenya cermelang atau bisa memicu ide berikutnya
yang cermelang.