Kesempatan EMAS saat karyawan membawa anak ke kantor

Sehabis hari raya, tidak sedikit karyawan membawa anaknya ke kantor. Apakah Anda pernah merasa kesal dengan itu? Wah, jangan. 

Saya tidak hendak mengajak Anda untuk berempati, mencoba mengajak Anda duduk di posisinya. Mengajak merasakan apa yang mereka rasakan, yang sedang kelabakan mengurus rumah karena ditinggal ART (Asisten Rumah Tangga). Nope, bukan itu poin-nya.

Tapi, saya justru ingin mengajak Anda mengambil kesempatan itu untuk membangun hubungan lebih baik bersama tim Anda. Ketimbang family day, yang menghabiskan banyak dana, berkomunikasi dengan karyawan saat membawa anaknya jauh lebih efektif membangun tim.

Banyak alasan yang mendasarinya, tapi saya tidak ingin memaparkan teori di sini. Secara sekilas saja. Anak dalam hati orang Indonesia menempati posisi penting. Tidak jarang kita temui fakta, bermusuhan dengan anak, berarti bermusuhan dengan orang tuanya. Berhubungan baik dengan anak, berarti berhubungan baik dengan orang tua. 

Saya pernah mendampingi para petugas lapangan yang merasa kesulitan "menembus" orang dewasa di suatu kampung. Setelah mempelajari, saya arahkan agar mereka mendekati anak-anaknya. Berbaik hati pada mereka. Datang membawa permen. Ajak ngobrol. Sapa. Bermain bersama. Hasilnya, para orang tua luluh dan akhirnya mendukung program pembangunan yang dilaksanakan para petugas lapangan.

Kembali ke cerita kantor. Berkomunikasi dengan anak di kantor jauh lebih efektif ketimbang family day. Karena, situasinya lebih natural  dan rekan yang membawa anak memang sedang mengharapkan Anda berkomunikasi yang baik dengannya.

Cukuplah dengan teori. Sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana memanfaatkan moment penting itu?

Pertama, hindari sikap yang mempertanyakan. Kok anaknya dibawa? Emang ga ada orang di rumah? Ingat, awal komunikasi adalah pembentuk kesan yang paling kuat. Jangan membuat orang tidak nyaman karena akan susah mengubahnya.

Kedua, langsung sapa dan ajak bicara anaknya. Kalau belum tahu namanya, tanyakanlah. "Adik cantik siapa namanya niih?"

Ketiga, tawarkan sesuatu yang bisa dimainkan atau membuat sibuk anak. Dengan begitu, Anda membantu orang tuanya sedikit fokus pada pekerjaan. Tidak perlu repot mengambil alih pekerjaannya. Kalau perlu dan tidak mengganggu kerja Anda, ajak saja anaknya bermain.


Keempat, kenalkan juga anak Anda pada anak rekan atau tim Anda. Kalau tidak berkesempatan untuk datang, tunjukkan saja fotonya. Ajak video call dan lain-lain. Dengan teknologi, sekarang banyak cara berkomunikasi.

Saya menulis ini, tentu, tidak dalam pikiran karyawan itu akan membawa anaknya ke kantor tiap hari, kebanyakan hari atau sering-sering. Kalau itu yang terjadi, maka sudah masuk ranahnya HRD. Tapi, saya ingin mengingatkan semua pemimpin di kantor: tim yang solid, militan, bekerja dan mendukung sepenuh hati.

Kalau itu yang diinginkan, maka Anda tidak bisa mendapatkannya hanya dengan merebut hati tim kerja Anda. Ini Indonesia. Anda harus ikut merebut keluarganya. Anak adalah salah satu rantai komunikasi yang penting. Untuk itu, manfaatkan moment yang natural. Family day? Boleh saja, tapi kan cukup mahal ya?

Note: sekedar info, di luar sana, yang paham komunikasi antarpribadi dan manfaat interaksi keluarga dalam setting kantor, membawa anak ke kantor bahkan sudah menjadi program tersendiri

Risang Rimbatmaja


No comments:

Post a Comment

Kesempatan EMAS saat karyawan membawa anak ke kantor

Sehabis hari raya, tidak sedikit karyawan membawa anaknya ke kantor. Apakah Anda pernah merasa kesal dengan itu? Wah, jangan.  Saya tida...

Yang paling sering disimak